**IHSG Ambles: 5 Saham Ini Terkena "Trump Effect"**

Sherly

You need 2 min read

·

Post on Nov 07, 2024

51 visitor like this post

Share

IHSG Ambles: 5 Saham Ini Terkena "Trump Effect"

Pasar saham Indonesia, yang diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kembali mengalami penurunan pada awal pekan ini. Salah satu faktor yang diperkirakan menjadi pemicu penurunan IHSG adalah "Trump Effect," yang merujuk pada ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

Apa itu "Trump Effect"?

"Trump Effect" mengacu pada fluktuasi pasar saham yang disebabkan oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan ekonomi Trump, seperti:

• Perang dagang: Trump telah menerapkan tarif bea masuk pada produk-produk dari negara-negara seperti China, Meksiko, dan Kanada. Hal ini memicu retaliasi dari negara-negara tersebut, yang mengakibatkan ketidakpastian ekonomi global.
• Kebijakan fiskal: Trump telah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, yang melibatkan pengurangan pajak dan peningkatan belanja pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi jangka panjang.
• Ketidakpastian politik: Kebijakan Trump yang tidak pasti dan cenderung impulsif telah menciptakan ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan dunia. Hal ini membuat para investor enggan untuk berinvestasi dan menyebabkan penurunan pasar saham.

Saham-saham yang Terkena "Trump Effect"

Berikut adalah 5 saham yang diyakini terkena dampak "Trump Effect" dan mengalami penurunan pada awal pekan ini:

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Sebagai bank terbesar di Indonesia, BBCA sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi global. Penurunan IHSG dan ketidakpastian ekonomi global dapat menyebabkan penurunan permintaan kredit dan keuntungan BBCA.
2. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Telkom memiliki bisnis yang luas, termasuk telekomunikasi, media, dan digital. Kebijakan Trump yang melindungi industri telekomunikasi Amerika dapat berdampak negatif pada bisnis Telkom.
3. PT Astra International Tbk (ASII): Astra merupakan perusahaan konglomerat yang bergerak di berbagai sektor, termasuk otomotif, pertambangan, dan infrastruktur. Perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global dapat menyebabkan penurunan penjualan mobil dan penurunan permintaan atas komoditas pertambangan.
4. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): Unilever merupakan produsen produk konsumen, seperti makanan, minuman, dan produk kebersihan. Perang dagang dapat menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi, yang berdampak pada harga jual produk Unilever.
5. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): Indofood merupakan produsen makanan dan minuman terbesar di Indonesia. Ketidakpastian ekonomi global dapat menyebabkan penurunan daya beli konsumen dan penurunan penjualan produk Indofood.

Strategi Investor

Para investor disarankan untuk mewaspadai dampak "Trump Effect" dan melakukan analisis yang cermat sebelum berinvestasi. Berikut beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan:

• Diversifikasi portofolio: Investasikan portofolio Anda di berbagai aset, seperti saham, obligasi, dan properti, untuk mengurangi risiko.
• Pilih saham yang fundamentalnya kuat: Fokus pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang stabil dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
• Pantau perkembangan ekonomi global: Tetap update dengan perkembangan ekonomi global, termasuk kebijakan Trump, dan sesuaikan strategi investasi Anda jika diperlukan.

Kesimpulan

"Trump Effect" terus memberikan ketidakpastian pada pasar saham Indonesia. Investor harus waspada terhadap risiko dan melakukan analisis yang cermat sebelum membuat keputusan investasi. Dengan strategi yang tepat, investor dapat meminimalkan dampak negatif dan memanfaatkan peluang investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.